Showing posts with label Science. Show all posts
Bot OpenAI Kalahkan pemain Dota 2 Profesional - Bagaimana nasibnya dimasa mendatang?
Bandung -- Istilah "Kecerdasan Buatan" atau Artificial Intelligence digunakan pertama kali ditahun 1956 oleh John McCarthy dari University of Massachusetts. Kecerdasan Buatan biasanya mengacu pada program komputer yang bisa belajar memainkan permainan, memahami dan merespon bahasa alami, membentuk jaringan syaraf tiruan seperti manusia dan bereaksi terhadap lingkungan (mendengar, melihat) seperti manusia. Kecerdasan buatan sudah diimplementasikan kedalam berbagai bidang, dari kesehatan sampai hiburan. Salah satu implementasi Kecerdasan Buatan dalam dunia hiburan adalah dalam permainan video atau video game.
Pada tanggal 12 Agustus 2017, sekelompok programmer dari OpenAI, sebuah perusahaan nirlaba dibidang AI, mendemonstrasikan proyek kecerdasan buatan yaitu sebuah bot yang diciptakan untuk mengalahkan pemain video game Dota 2 profesional dalam pertandingan 1v1. Bot ini tidak terkalahkan oleh pemain Dota 2 profesional yang dianggap paling hebat oleh komunitas Dota 2 seperti Dendi, Sumail dan Arteezy. Bot ini mempelajari permainan tersebut dari awal dengan mempelajari semua tayangan ulang pertandingan 1v1 yang telah terjadi antara pemain-pemain papan atas di pangkalan data Valve tanpa menggunakan imitation learning atau pohon pencarian. Menurut pihak OpenAI, pencapaian ini merupakan suatu batu loncatan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang bisa menggapai tujuan tertentu dalam situasi yang kompleks dan melibatkan manusia.
Untuk saat ini belum ada implementasi dari proyek openAI ini yang berguna bagi umat manusia karena proyek ini masih dan akan terus berkembang. CTO dari OpenAI Greg Brockman berpendapat bahwa dimasa yang akan datang bot tersebut bisa menjalankan tugas yang sangat kompleks seperti menjadi ahli bedah. Implementasi potensial bagi bot OpenAI dimasa mendatang bukan hanya sebatas menjadi ahli bedah, namun juga menjalankan tugas kompleks yang melibatkan manusia lainnya seperti menentukan jalur evakuasi saat terjadi bencana di wilayah padat penduduk, merawat orang yang sudah lanjut usia atau mungkin, ketika tingkat kesulitannya bisa diatur, bisa menjadi teman bermain video game kita. Sangat mungkin penerapan ini terjadi dimasa depan dimana teknologi dan sumber daya lebih terkembang serta masyarakat lebih maju dan menerima perubahan.
Banyak penerapan dari bot openAI ini yang belum bisa dimanfaatkan untuk kenyamanan umat manusia dikarenakan terbatasnya teknologi dan sumber daya yang ada. Mindset masyarakat yang menganggap kecerdasan buatan merupakan musuh yang akan menggantikan manusia pun perlu di ubah supaya mereka bisa menerima kecerdasan buatan dengan tangan terbuka sebagai perantara meningkatnya kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan.
Pada tanggal 12 Agustus 2017, sekelompok programmer dari OpenAI, sebuah perusahaan nirlaba dibidang AI, mendemonstrasikan proyek kecerdasan buatan yaitu sebuah bot yang diciptakan untuk mengalahkan pemain video game Dota 2 profesional dalam pertandingan 1v1. Bot ini tidak terkalahkan oleh pemain Dota 2 profesional yang dianggap paling hebat oleh komunitas Dota 2 seperti Dendi, Sumail dan Arteezy. Bot ini mempelajari permainan tersebut dari awal dengan mempelajari semua tayangan ulang pertandingan 1v1 yang telah terjadi antara pemain-pemain papan atas di pangkalan data Valve tanpa menggunakan imitation learning atau pohon pencarian. Menurut pihak OpenAI, pencapaian ini merupakan suatu batu loncatan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang bisa menggapai tujuan tertentu dalam situasi yang kompleks dan melibatkan manusia.
Untuk saat ini belum ada implementasi dari proyek openAI ini yang berguna bagi umat manusia karena proyek ini masih dan akan terus berkembang. CTO dari OpenAI Greg Brockman berpendapat bahwa dimasa yang akan datang bot tersebut bisa menjalankan tugas yang sangat kompleks seperti menjadi ahli bedah. Implementasi potensial bagi bot OpenAI dimasa mendatang bukan hanya sebatas menjadi ahli bedah, namun juga menjalankan tugas kompleks yang melibatkan manusia lainnya seperti menentukan jalur evakuasi saat terjadi bencana di wilayah padat penduduk, merawat orang yang sudah lanjut usia atau mungkin, ketika tingkat kesulitannya bisa diatur, bisa menjadi teman bermain video game kita. Sangat mungkin penerapan ini terjadi dimasa depan dimana teknologi dan sumber daya lebih terkembang serta masyarakat lebih maju dan menerima perubahan.
Banyak penerapan dari bot openAI ini yang belum bisa dimanfaatkan untuk kenyamanan umat manusia dikarenakan terbatasnya teknologi dan sumber daya yang ada. Mindset masyarakat yang menganggap kecerdasan buatan merupakan musuh yang akan menggantikan manusia pun perlu di ubah supaya mereka bisa menerima kecerdasan buatan dengan tangan terbuka sebagai perantara meningkatnya kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan.
Cara kerja Kalorimeter
Struktur umum
Kalorimeter adalah
bejana dengan dua ruang. Ruang pertama berisi reaksi yang ingin kita ukur Ruang
kedua berisi sejumlah air dengan volume tertentu. Kedua ruang ini dipisahkan
oleh dinding logam yang menghantarkan panas dari ruang reaksi ke ruang air
tanpa membiarkan air bercampur dengan reaksi. Kalorimeter diisolasi oleh
isolator supaya panas tidak meninggalkan kalorimeter. Termometer ditanam
didalam kalorimeter untuk mencegah panas dan air meningalkan kalorimeter.
Penggunaan

Perhitungan
Setelah suhu menjadi konstan
(kesetimbangan termal terjadi), pengguna menentukan energi reaksinya dengan
mengurangi suhu awal dari suhu akhir, lalu mengkalikannya dengan jumlah air
yang digunakan. Jika suhu awal adalah 240 C dam suhu akhirnya adalah
260 C, maka kita dapat: (26—24) X 100= 200 Kalori. Karena suhunya
naik maka reaksi yang terjadi disini disebut reaksi eksotermik, memancarkan
panas. Jika suhunya turun, maka reaksi yang terjadi termasuk reaksi endotermis,
menyerap panas.
Apa yang terjadi
sebenarnya?
Air
merupakan kunci dalam cara kerja kalorimeter. Definisi dari kalori adalah
jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikan suhu satu mililiter air satu
derajat celsius. Definisi ini juga adalah kapasitas spesifik air. Jadi saat
reaksi terjadi, kalor yang dipancarkan reaksi diserap sepenuhnya oleh air, dan
pengukuran kalori didasarkan dari definisi kalori diatas dan perubahan suhu air
yang berasal dari reaksi.